Teks Ulasan Bulan Terbelah Di Langit Eropa



1.    TEKS ULASAN


Bulan Terbelah Di Langit Amerika
Orientasi 1 :
Film Bulan Terbelah di Langit Amerika (2015) merupakan film yang diproduksi oleh Maxima Pictures di tahun 2015 ini yang disutradarai Rizal Mantovani. Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” (2015) tayang perdana pada 17 Desember 2015 di seluruh Bioskop Indonesia ini diangkat dari novel best seller dengan judul yang sama yang ditulis oleh Hanum Salsabiela Rais.

Orientasi 2 :
Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” ini menceritakan tentang seorang jurnalis wanita yang sangat cantik bernama Hanum (Acha Septriasa). Namun, Hanum juga harus menemani suaminya bernama Rangga (Abimana Aryasatya) untuk sekolah di Wina. Selain itu, dia juga mendapat tugas dari atasannya yang bernama Gertrude Robinson untuk membuat artikel yang bertem “Would teh world be better without Islam (Apakag dunia lebih baik tanpa Islam) ?”.

Orientasi 3 :
Artikel tersebut nantinya akan dimuat dalam sebuah koran. Gertrude juga meminta Hanum supaya mewawancarai dua narasumber dari pihak muslim dan non muslim di Amerika Serikat. Narasumber tersebut merupakanpara keluarga korban serangan World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001 di Washington DC, New York yakni Azima Hussein (Rianti Cartwright), seorang mualaf yang bekerja di sebuah museum, dan anaknya Sarah Hussein.

Orientasi 4 :
Disaat yang sama, Rangga juga dituasi oleh profesornya untuk mewawancara seorang milyuner dan philantropi Amerika bernama Phillipus Brown, demi melengkapi persyaratan S3nya. Brown sendiri dikenal eksentrik, misterius, dan tidak mudak berbicara dengan media. Rangga diminta untuk bertemu dengan Stefan (Nino Fernandez) dan kekasihnya Jasmine (Hannah Al Rasyid) yang berada di New York yang telah mengatur pertemuan eksklusif dengan Brown.

Tafsiran Isi 1 :
“Bulan Terbelah di Langit Amerika”: Ketika Kebanggaan Sebagai Muslim Hilang di Negeri yang Terbelah Adegan dalam Bulan terbelah di Langit Amerika “Aku cinta Islam. Tetapi aku kehilangan kebanggaan terhadap Islam!” seru Azima Hussein/JuliaCollins (Rianti Cartwright) sambil melepas wignya dan ternyata masih ada bagian hijab di baliknya melindungi rambut aslinya. Hanum (Acha Septrias) tersentak itu cara Azima survival, selain berganti nama dari tekanan masyarakat New York yang sinis terhadap muslim karena peristiwa 9/11. Anaknya Sarah Hussein melansir videonya di Youtube: “Ayah Dituduh Terlibat dalam Tragedi 9/11. Agama yang diyakininya dianggap sebagai penyebab kekacauan dunia” .

Tafsiran Isi 2 :
Ceritanya Hanum ditugaskan bosnya membuat reportase yang provokatif yang membawanya ke kota Big Apple itu: “Apakah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam?” Yang lebih menghentak Hanum,ialah pernyataan Sarah berhenti bersekolah karena teman-temannya mengejak ayahnya teroris. Padahal ayahnya tewas dalam peristiwa 9/11. Hanum berada di negeri yang masyarakatnya terbelah sejak peristiwa mengerikan memakan korban ribuan orang dan meninggalkan jejak bernama ground zero tempat runtuhnya menara kembar akibat ditabrak sebuah pesawat terbang pada 11 September 2001.

 Tafsiran Isi 3 :
Pertemuan Hanum dengan Azima merupakan salah satu adegan yang begitu menusuk. Adegan ini diperkuat bagaimana seorang laki-laki tua tetangga Azima (Ray Renolds) kehilangan keluarganya dalam tragedi World Trade Center itu dan laki-laki itu membalas sakit hatinya dengan memusuhi Azima dan anaknya. Dia mengembalikan kue tart yang dibuatkan Azima dan Sarah untuk dia, tetapi Hanum memberikannya lagi: Ini cara Al Qur’an menunjukkan untuk berbuat baik pada tetangganya.

Tafsiran Isi 4 :
Peliputan Hanum ke New York, ditemani Rangga (Abimana Aryasatya) suaminya. Rupanya Sang suami mendapat tugas Profesornya untuk mewawancarai seorang milyuner dan philantropi Amerika bernama Phillipus Brown, demi melengkapi persyaratan S3 nya. Brown dikenal eksentrik, misterius, dan tidak mudah berbicara dengan media. Rangga dan Hanum menemui Stefan (Nino Fernandez) dan kekasihnya Jasmine (Hannah Al Rasyid) yang berada di New York. Stefan banyak membantu Rangga dan Jasmine membantu Hanum untuk bisa menembus narasumber kunci Sarah Collins dan ibunya.

Evaluasi 1 :
Poster Bulan terbelah di Langit Amerika Sebangun dengan My Name is Khan Film ini mengingatkan saya pada My Name Is Khan dengan bintangnya Shah Rukh Khan, dengan semangat yang sama “Saya muslim, tetapi bukan teroris”. Hanya saja kalau dalam My Name is Khan, tokoh utamanya yang autis mempertahankan kebanggan terhadap Islam dengan sikap dirinya, sementara dalam Bulan Terbelah di Langit Amerika lewat reportase yang dilakukan Hanum dan juga penelitian yang dilakukan oleh suaminya Rangga.

Evaluasi 2 :
Adegan lain ketika wajah Sarah Husein/ Sarah Collins (Hailey Franco) bersama ibunya Azima Hussein/Julia Collins tertengun melihat begitu beraninya Hanum Rais (Acha Septriasa) mendebat pimpinan demo anti pendirian masjid di dekat lokasi Ground Zero, New York, Michael Jones (Yaron Urbas). “Muslim menjadi pembunuh dan membuat kehancuran seluruh dunia!” teriak Jones. Tetapi Hanum dengan lantang kira-kira berkata: Mengapa Patung Muhammad ada di Gedung Mahkamah AS kalau bukan Islam membawa keadilan?” Demonstrasi berakhir ricuh dan petualangan Hanum dan Rangga menjadi begitu menegangkan.

Evaluasi 3 :
Bulan Terbelah di Langit Amerika bukan film religi, tetapi film kemanusiaan. Sepertiga terakhir film yang disutradarai Rizal Mantovani ini begitu menyentuh hati, hingga saya meneteskan air mata. Adegan-adegan bagian ini menghubungkan apa yang terjadi pada ayah Sarah, isteri dari Michael Jones dan membuat Phillipus Brown memberikan jawaban atas pertanyaan Rangga (sekaligus pertanyaan dari atasan isterinya): “Apakah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam?” Hubungan antara Stefan dan kekasihnya Jasmine juga diberi sentuhan kemanusiaan yang tak terduga oleh saya.

Evaluasi 4 :
Memang ada sejumlah “kebetulan” dalam film ini justru di bagian penting sepertiga terakhir, walau pun itu masuk akal dan kerap ada di banyak film, termasuk juga film-film Hollywood. Tetapi jadi pertanyaan besar apakah Bulan Terbelah di Langit Amerika itu menggambarkan akibat peristiwa 9/11 dari sudut pandang Hanum ini kisah nyata, fiksi atau sebagian nyata dan sebagian fiksi? Dialog jalanan penuh kehangatan antara Hanum dan seorang biarawati , antara Rangga, Stefan dengan seorang pedagang hotdog halal memberikan warna. Tentunya juga sentuhan humor, terutama interaksi Rangga dan Stefan sebangun dalam film sebelumnya.

Evaluasi 5 :
Ada berapa adegan menimbulkan tanda tanya. Seperti Hanum terjatuh dalam peristiwa demonstran berakhir ricuh kok polisi Amerika diam saja? Lalu buat apa seorang Michael Jones membawa map milik Hanum ke tempat demo? Mengapa tidak diserahkan ke supir taksi? Sekalipun dia seorang Islamphobia, saya kira Michael Jones terdidik dan warga negara yang baik. Film ini banyak didominasi dalam ruangan, alangkah lebih baiknya outdoor tergarap baik seperti dalam 99 Cahaya di Langit Eropa.

Evaluasi 6 :
Dari departemen kasting, Acha Septriasa, Abimana Aryasatya dan Nino Fernades bermain baik karena karakter sudah mereka perankan dalam film sebelumnya. Rianti Cartwright dan Hannah Al Rasyd juga tidak mengecewakan. Bagaimana dengan bintang-bintang bulenya? Awalnya saya khawatir direkrut serampangan. Ternyata ada yang bermain baik? Yaron Urbas pernah saya tonton filmnya Ice Aged menghidupkan Michael Jones menjadi provokator menakutkan.

Evaluasi 7 :
Tentunya juga bintang cilik Hailey Franco sebagai debutan baru (di situs Imdb tidak ada namanya) mengesankan. Hans de Krakker sebagai pemilik sebuah bank yang disebut mirip Pierce Brosnan lumayan. Yang membuat saya terkecoh justru adalah Nur Fazura sebagai sekretaris Phillipus bernama Janet, saya kira bule ternyata orang Malaysia. Dia tak tampak Melayu-nya mungkin karena saya nggak pernah menyaksikan filmnya. Kepiawaiannya berbhasa Inggris menyelamatkan aktingnya hingga dia tampak sebagai orang Amerika.

Evaluasi 8 :
Sinematografi tentu Rizal Mantovani alihnya, gambarnya bagus-bagus. Saya suka ketika Hanum kebingungan di New York dengan kamera berputar. Bagaimana juga Rizal mengakali gedung yang ditabrak pesawat juga cerdik. Soundtrack juga lumayan melibatkan penyanyi asing. Pemakaian dialog dengan Bahasa Inggris dalam banyak adegan tepat, karena film ini harusnya bisa dipasarkan di luar negeri.

 Evaluasi 9 :
Saya belum membaca versi novelnya, tetapi film yang diangkat dari novel berjudul sama jauh lebih berat dibanding film 99 Cahaya di Langit Eropa. Kalau dalam film sebelumnya yang dibuat dua bagian sebetulnya hanya penemuan jati diri sang tokoh utama sebagai muslim, menemukan kebanggan terhadap Islam di Eropa sambil mengajak penonton tamasya ke berapa tempat yang menunjukkan jejak peradaban Islam sebangun dengan Da Vinci Code, tetapi kalau Bulan Terbelah di Langit Amerika menurut pandangan saya tokoh-tokohnya Hanum, suaminya Rangga, serta Azima mempertahankan kebanggaan terhadap Islam.

Rangkuman :
Secara keseluruhan film ini adalah salah satu penutup yang manis untuk film Indonesia 2015, layak ditonton. Bagi penonton muslim film ini memberikan inspirasi bahwa Islam sebagai “rahmatan alamin”, membawa kedamaian harus dibuktikan dengan perbuatan oleh muslim itu sendiri dan bukan hanya slogan.

2. UNSUR INTRINSTIK

Tema : Perjalanan
Judul : Bulan Terbelah Di langit Amerika
Alur : Maju mundur
Latar :
Kantor surat kabar ‘Heute Ist Wunderbar’, Gedung WTC, Apartemen
Hanum dan Rangga, Pesawat American Airlines Flight 11, Rumah Azima Hussein, Museum 11 september, Masjid New York Manhattan, Lincoln Memorial, Masjid Ground Zero, Madison Square Garden.
Sudut Pandang : Hanum, Rangga dan orang ketiga serba tau.
Penokohan :    
Hanum                   = cerdas, pantang menyerah, sabar, mandiri. Rangga                   = cerdas, humoris, penyayang, romantis.
Azima Hussein       = sabar, tegar.
Jones                       = berani, ambisius, pantang menyerah.
Reinhard                 = bijaksana, disiplin.
Philipus brown       = dermawan, baik.
Tokoh :                       
·         Tokoh sentral = Hanum dan Rangga
·         Tokoh bawahan =
            Andalan          : Azima Husein Philipus Brown, Jones
Tambahan       : Reinhard, Abraham Husein, Joana
Lataran           : penumpang pesawat American Airlines 11, para korban WTC.
Amanat :
Dunia tidak akan lebih baik tanpa Islam. Karena Islam sudah seperti bulan yang menerangi di kegelapan.
Sutradara : Rizal Mantovani
Produser : Ody Mulya Hidayat
Penulis Naskah : Hanum Salsabiela Rais
Pemain :
    Acha Septriasa sebagai pemeran Hanum
    Abimana Aryasatya sebagai pemeran Rangga
    Nino Fernandez sebagai Pemeran Stefan
    Hannah Al Rashid sebagai pemeran Jasmine pacar Stefan
    Rianti Cartwright sebagai pemeran Julia Collins/ Azima Husein
    Hailey Franco sebagai pemeran Sara Husein putri Julia Collins/Azima Husein
    Hans de Krakker sebagai pemeran Philippus Brown
    dll
Produksi  : Maxima Pictures
Tanggal Rilis : Akhir Tahun 2015/ TBA 2015
Durasi : 98 menit

3.    KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Kelebihan :
1.      Ceritanya yang sedikit berbeda dari bukunya, dari sisi plotnya, dan juga twistnya, sangat bagus. Bravo untuk penulis skenarionya yang sudah membuat penceritaan yang baik, dalam waktu 98 menit. Tidak mudah memasukkan seluruh fantasi ke dalam film pendek itu, dan ternyata ceritanya padat, tidak seperti 99 Cahaya Di Eropa. Menurut saya ini berbeda dengan 99 Cahaya di Eropa.
2.      Pesan islam yang berbeda. Saya sering disuguhi beberapa film religi islam di bioskop, namun terlihat bahwa pelaku filmnya, sineas, produsernya hanya ingin ‘tapping’ Muslim market saja, dengan kendaraan ‘islam’ tapi sebenarnya pesan tetap saja ‘romance’, tentang cinta. Nah film ini, pusarannya memang di islam yang mengajarkan kebaikan. Saya langsung tahu spiritnya, sejak pertama kali Abe memberikan Al Quran ke anaknya yang masih kecil. Sekarang sudah sedikit orang tua yang memberi hadiah anaknya Al Quran. Mereka lebih memilih memberi baju, boneka, mobil-mobilan. Namun demikian, kita tetap bisa melihat jalinan asmara suami istri antara Hanum-rangga yang lebih dekat, tanpa harus dibumbui WIL atau PIL. Apalagi saat adegan marahan dan jutek-jutekan, chemistry nya sangat baik.
3.      Meskipun tidaka da gambar ‘wow’ yang menunjukkan seperti adzan di Eiffel, atau lukisan Bunda Maria di Louvre, film ini sarat makna tentang banyak hal, terutama ketika jawaban-jawaban Hanum menjawab pertanyaan sinis Jones, tentang masih adakah Muslim yang baik di dunia, dan meminta buktinya.
4.      Membuat penonton menangis, tertawa, dan terharu. Film ini lengkap. Saya suka komedi-komedi dan joke yang dibawakan Stefan dan Rangga. Dan juga, Chris si supir taksi yang ngowongnya cerewet. Menurut saya, joke nya itu ‘smart’ tidak kacangan atau sangat mainstream, ya intinya itu tidak garing atau lebay. Saya paling suka Stefan saat ditonjok sama Rangga: ya belum tentu masuk surga! Itu sangat menyentuh hati kita semua yang sudah syahadat tetapi tidak memahami arti menjadi muslim. Nah harunya pun puas, sangat naik turun emosi yang nonton.
Kelemahan :
1.      Lagu tema merusak. Ada beberapa titik dimana lagu tema yang dibawakan perempuan, intinya saat di tengah-tengah kurang pas. Padahal scoringnya bagus. Cuma karena tidak pas maka emosi saya  yang sudah bagus akhirnya diredam dengan lagu.yang berakibat, saya tidak merasakan sedih.
2.      Kurang detail, dan silogisme yang kurang. Kalau di buku, silogisme nya tertata rapi, entah di film ini mungkin karena sangat padat, ada 1-2 plot holes menurut saya. Misalnya,  Jones kok bisa tahu ya itu si Hanum adalah wartawati yang ingin menulis Would the World be better Without Islam?  Ya semestinya karena di map kuning Hanum ada sesuatu. Tapi sesuatu apa? Tidak diperlihatkan. Kemudian saat penggambaran Hanum-Rangga cari-carian di belantara New York juga tidak tergarap rapi, karena tidak ada adegan Rangga melapor perihal hilangnya sang istri ke kantor polisi.
3.      Direkting dari Rizal kurang bisa menggali emosi penonton nya, menurut saya. Untungnya pemain-pemainnya sudah kece badai. Kecuali, menurut saya pemeran Philipus Brown, terlihat canggung saat membaca dialog. Dan ketengangan ketika turun dari tangga itu tidak ada sama sekali, tidak seperti di buku.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Fisika Tentang Fluida Dinamis

Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa

Makalah Budidaya Ikan Hias Cupang