Apa benar Samanhudi itu Tokoh Pahlawan?

Sabtu (23/09/2017) tepatnya pukul 08.00 WIB Saya beserta teman-teman yang termasuk siswa-siswi Sekolah Penerus Bangsa (SPB) BEM UNS memulai kegiatan Moving Class (Mocas) untuk yang kedua. Mocas kali ini bertempat di Museum Samanhudi, Kelurahan Sondakan, Laweyan, Surakarta. Acara dimulai dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi seputar KH. Samanhudi. Beliau memiliki nama kecil yaiti Sudarno Nadi. Samanhudi lahir pada tahun 1868 di Laweyan, Surakarta. Tokoh Samanhudi digambarkan sebagai tokoh yang selalu berusaha mengoptimalkan potensi daerah untuk mensejahterakan rakyat disekitarnya. Nah, Samanhudi kebetulan terlahir sebagai seorang anak dari keluarga penguamsaha batik yang saat itu telah memperkerjakan 200 orang pegawai. Oleh karena itu, pada tahun 1800-an Samanhudi memutuskan untuk berhenti sekolah, dengan begitu pendidikan terakhirnya hanyalan sampai SMP. Untuk apa berhenti sekolah? Untuk membantu orang tuanya yang sedang membutuhkan banyak bantuan guna mengurus usaha Batiknya tersebut. Sehingga padq usia 19 tahun, Samanhudi menjadi pengusaha batik muda dengan untung perbulan mencai puluhan juta rupiah. Pada zaman dahulu, nominal segitu sudah twrmasuk sangat besar. Hal itu menjadi salah satu faktor berdirinya Organisasi Sarekan Dagang Islam (SDI) pada tanggal 16 Oktober 1905.

Kemudian kami mengunjungi Masjid Ki Ageng Haris yang merupakan masjid hasil Akulturasi agama Hindu dan Islam. Hal ini terjadi karena Ki Ageng Haris mempunyai sahabat yang beragama Hindu, Nah sahabatnya tersebut memiliki Pure, tetapi kemudian pure tersebut diberikan kepada Ki Ageng Haris kemudian diubah oleh Ki Ageng Haris menjadi mushola, yang lama-kelamaan menjadi Masjid. Masjid ini unik karena bagian luar memiliki 8 pilar, sedangkan bagian dalam hanya memiliki 4 pilar. Di depan Masjid Ki Ageng Haris terdapat anak sungai bengawan solo. Yang dahulu merupakanjalur perdagangan para saudagar. Nama sungai tersebut adalah Kali Kabagen. merupakan seorang tokoh yang sangat dicintai rakyatnya sehingga konon katanya banyak yang mengantarkan beliau ke pemakaman saat beliau telah tiada. Namun, Indonesia baru bisa mengapresiasi usaha beliau setelah 17 tahun Negara Indonesia merdeka. K. h. Samanhudi seringkali bergerak bersama dalam organisasi bersama K. Dewantoro, Namun yang paling Eksis adalah K. H. Samanhudi karena beliau bergerak atas dasar keresahan penyetaraan hak untuk bersaing dengan pedagang cina agar bisa melakukan ekspor dan impor. Ketika kita berjalan, sebelum melewati jembatam yang terletak sebelum Masjid Ki Ageng Haris, ada sebuah Tugu. Tugu tersebut dibuat untuk mengingatkan bahwa ada kampung rakyat pribumi yang bisa mengalahlan ekonomi penjajah dengan prinsip sama rata sama rasa.